top of page
Writer's pictureFebry Silaban

PERISTIWA KENAIKAN KE SURGA: ANTARA YESUS & MARIA



Oleh: Febry Silaban


Ada seorang teman yang bertanya, "Feb, apa perbedaan antara Kenaikan Yesus dan Kenaikan Santa Maria ke Surga?"


Sebagaimana kita tahu, setiap tanggal 15 Agustus ini menjadi Hari Raya Santa Perawan Maria Diangkat ke Surga. Namun, tahun ini, perayaan tersebut digeser ke hari Minggu tanggal 18 Agustus 2024. Tanggal 15 Agustus juga menjadi tanggal kebanyakan Imam Diosesan Jakarta merayakan ulang tahun tahbisan mereka.


Kembali ke pertanyaan awal tadi, secara singkat dan in medias res atau to the point dapat dijawab bahwa Kristus, dengan kuasa-Nya sendiri, naik ke surga. Sedangkan, Maria diangkat ke surga oleh (kuasa) Tuhan; ia tidak melakukannya dengan kuasanya sendiri.


Pengangkatan Kristus ke surga dengan kuasa-Nya sendiri di hadapan para pengikut-Nya pada hari keempat puluh setelah kebangkitan-Nya dikisahkan dalam Markus 16:19, Lukas 24:51, dan dalam bab pertama Kisah Para Rasul. Mengenai Maria, meskipun baru dinyatakan sebagai dogma yang diwahyukan secara ilahi pada tahun 1950, dokumentasi kepercayaan pada Kenaikan Maria setidaknya berasal dari abad ke-5.


Sebagai salah satu contoh kepercayaan yang telah lama dianut ini, pada Konsili Kalsedon tahun 451, ketika para uskup dari seluruh dunia Mediterania berkumpul di Konstantinopel, Kaisar Marcianus meminta Patriark Yerusalem untuk membawa relikwi Maria ke Konstantinopel untuk diabadikan di ibu kota. Patriark menjelaskan kepada kaisar bahwa tidak ada relikwi Maria di Yerusalem dan bahwa “Maria telah meninggal di hadapan para rasul; tetapi makamnya, ketika dibuka kemudian . . . ditemukan kosong sehingga para rasul menyimpulkan bahwa tubuhnya telah diangkat ke surga" (2:41).


Pada abad ke-8, St. Yohanes dari Damaskus dikenal karena menyampaikan khotbah di tempat-tempat suci di Yerusalem. Di Makam Maria, ia mengungkapkan keyakinan Gereja tentang makna perayaan tersebut: “Meskipun tubuh dikuburkan dengan benar, ia tidak tetap dalam keadaan mati, juga tidak hancur karena pembusukan.... Engkau dipindahkan ke rumah surgawimu, ya Bunda, Ratu, dan Bunda Allah yang sesungguhnya.”


Semua hari raya Maria menandai misteri besar hidupnya dan perannya dalam karya penebusan. Misteri utama kehidupan dan pribadinya adalah keibuan ilahinya, yang dirayakan pada hari Natal dan seminggu kemudian (1 Januari) pada hari raya Hari Raya Maria, Bunda Allah. Dikandung Tanpa Noda (8 Desember) menandai persiapan untuk menjadi ibu, sehingga ia memiliki kepenuhan rahmat sejak saat pertama keberadaannya, sama sekali tidak tersentuh oleh dosa. Seluruh keberadaannya berdenyut dengan kehidupan ilahi sejak awal, mempersiapkannya untuk peran yang ditinggikan sebagai ibu Juru Selamat.


Pengangkatan Maria ke Surga melengkapi pekerjaan Tuhan dalam dirinya karena tidaklah pantas jika daging yang telah memberikan hidup kepada Tuhan sendiri mengalami kebinasaan. Pengangkatan Maria ke Surga adalah penobatan Tuhan atas pekerjaan-Nya saat Maria mengakhiri kehidupan duniawinya dan memasuki keabadian. Perayaan ini mengarahkan pandangan kita ke arah itu, ke mana kita akan mengikuti ketika kehidupan duniawi kita berakhir.


Hari raya Gereja bukan hanya peringatan peristiwa-peristiwa bersejarah. Hari-hari raya ini tidak hanya melihat ke masa lalu. Hari-hari raya ini melihat ke masa kini dan masa depan dan memberi kita wawasan tentang hubungan kita sendiri dengan Tuhan. Pengangkatan Maria melihat ke keabadian dan memberi kita harapan bahwa kita juga akan mengikuti Bunda Maria ketika kehidupan kita berakhir.


Pada tahun 1950, dalam konstitusi apostolik Munificentissimus Deus, Paus Pius XII menyatakan Kenaikan Maria sebagai dogma Gereja Katolik dengan kata-kata berikut: "Bunda Allah yang Tak Bernoda, Maria yang selalu perawan, setelah menyelesaikan perjalanan hidupnya di bumi, diangkat ke surga dengan tubuh dan jiwanya." Dengan demikian, kepercayaan kuno tersebut menjadi doktrin Katolik dan Kenaikan Maria dinyatakan sebagai kebenaran yang diwahyukan oleh Allah.


Pengangkatan Bunda Maria, termasuk tubuhnya, merupakan kebenaran yang diwahyukan Tuhan. Dengan demikian, kita sebagai umat Katolik harus dengan teguh dan setia percaya/mengimani bahwa Bunda Maria dengan tubuhnya yang tetap perawan itu dimuliakan Allah di Surga.


Sancta Maria, ora pro nobis! 🙏


Catatan kecil,

Serpong, 15 Agustus 2024

✍ Febry et Scientia

30 views

Recent Posts

See All
bottom of page