Salah satu program SKK Gereja Santo Laurensius - Paroki Alam Sutera yang sudah dijalankan selama lebih dari 10 tahun yang lalu adalah Kunjungan Keluarga (Kunkel).
Program ini sudah berjalan sejak Romo Nono menjadi romo paroki Alam Sutera. Ini adalah upaya SKK untuk memenuhi salah satu tugasnya sesuai dari pedoman Komisi Kerasulan Keluarga KAJ yang disosialisasikan pada tahun 2012 yang lalu.
Tentunya kita semua tahu adanya pepatah “tak kenal maka tak sayang.” Inilah yang mendasari adanya program Kunkel yang pada dasarnya merupakan “silaturahmi” atau “sapaan pastoral” dari seorang romo (gembala) kepada umatnya (dombanya).
Pada dasarnya, umat tentunya senang dikunjungi oleh romo yang biasanya terlihat jauh karena posisinya ada di altar sehingga hanya bisa dilihat dari bangku umat. Kunjungan romo ke lingkungan untuk misa pun mungkin bisa dihitung jari selama setahun, itupun tentunya tidak memungkinkan adanya relasi pribadi antara romo dengan semua umat yang hadir.
Para romo juga senang bisa berkunjung ke rumah umat karena bisa mengenal lebih dekat keluarga-keluarga yang ada di parokinya. Romo Nono, Romo Hardijantan, Romo Hadi, dan para romo lainnya sering menyebutkan tentang Kunkel ini pada waktu homili karena sangat menarik juga bagi para romo untuk mendengarkan kisah, harapan, dan masukan dari umat secara langsung.
Kunkel ini melibatkan seluruh SKK Paroki dan SKK / Ketua Lingkungan yang ada. Berawal dari SKK Paroki yang meminta jadwal Kunkel dari semua romo setiap 3 bulan sekali, lalu diplot ke lingkungan-lingkungan yang akan dikunjungi beserta SKK Paroki yang akan mendampingi setiap kali Kunkel.
Kunkel dilakukan pada hari biasa (Selasa/Rabu/Kamis) mulai jam 19-21. Biasanya ada 2 keluarga yang dikunjungi per lingkungan, di mana masing-masing keluarga biasanya memakan waktu 45 menit – 1 jam. Tidak ada kriteria khusus untuk umat yang akan dikunjungi, yang jelas sebisa mungkin bukan warga yang aktif / sudah dikenal oleh romo. Bisa jadi warga yang dikunjungi adalah yang akan diminta bantuan untuk menjadi ketua / pengurus lingkungan yang baru atau mempunyai intensi khusus yang perlu didoakan, misalnya ada anggota keluarga yang sakit.
Setelah SKK Paroki mengeluarkan jadwal Kunkel ke grup SKK Lingkungan, SKK Lingkungan berkoordinasi dengan Ketua Lingkungan untuk memilih warga yang akan dikunjungi, lalu diinfokan ke SKK Paroki yang akan mendampingi romo paling telat 1 minggu sebelum hari H. SKK Paroki kemudian menginformasikan kepada romo tersebut sekaligus janjian tentang penjemputan pada hari H-nya dari Pastoran ke rumah umat yang akan dikunjungi.
Pada hari H-nya, SKK Paroki menjemput romo lalu berkunjung ke rumah warga pertama yang dipilih. Diusahakan satu keluarga utuh (minimal yang serumah) bisa hadir waktu romo berkunjung. Dari pihak lingkungan, yang hadir cukup Ketua Lingkungan & SKK Lingkungan saja supaya tidak terlalu ramai.
Umat yang akan dikunjungi tidak perlu menyiapkan apa-apa, minum air putih saja sudah cukup (boleh menyediakan sedikit snack jika tidak merepotkan). SKK Paroki akan membuka pertemuan tsb dengan memperkenalkan diri, lalu berterimakasih pada lingkungan & keluarga yang sudah menyediakan waktu, kemudian menjelaskan tentang program Kunkel ini serta tujuannya.
Setelah itu, gantian dari pihak lingkungan & anggota keluarga yang dikunjungi yang memperkenalkan diri. Kemudian dilanjutkan ngobrol santai saja antara romo dengan keluarga yang dikunjungi. Bila keluarga yang dikunjungi masih malu-malu atau cenderung diam, maka SKK Paroki & pengurus lingkungan yang hadir bisa menjadi “jembatan” antara romo dengan keluarga yang dikunjungi tsb, misalnya dengan menawarkan apakah ada hal yang ingin ditanyakan kepada romo, atau sebaliknya dari pengurus lingkungan yang hadir yang menceritakan tentang keluarga yang dikunjungi tsb kepada romo.
Acara Kunkel ini diakhiri dengan doa & berkat dari romo untuk keluarga yang dikunjungi, lalu foto bersama. Setelah keluarga pertama selesai, romo serta SKK Paroki & pengurus lingkungan yang hadir berjalan bersama ke keluarga kedua lalu hal yang sama dengan keluarga pertama akan dilakukan kembali. Setelah itu, SKK Paroki mengantar romo kembali ke pastoran.
Kami bersyukur karena ada 5 romo saat ini di Paroki Alam Sutera & semuanya sangat komit serta bersemangat dengan Kunkel ini, sehingga sepanjang tahun 2023 ini, hampir semua lingkungan yang ada pernah dikunjungi.
“Indah jika Kunkel ini menjadi tradisi, karena bisa menumbuhkan persaudaraan yang sejati.”
Penulis: Johannes Pascal W.